Selasa, 12 Agustus 2008

Perangkap Dunia

sesuatu yang berharga perlu pengorbanan untuk mendapatkannya, semua di dunia itu tidak berharga kecuali kitalah yang memberi penghargaan, itulah kesimpulan yang diambil oleh saya dan pasangan, agustus 2007 setelah memiliki ilmu para motivator new age ini ,pergilah pasangan saya ke negeri jiran tuk belajar kedokteran, saya bersam 3 anak saya tinggal di rumah saya di lengkapi dengan pemgasuh anak2 tinggal di rumah tanpa seorang ibu bagi anak2ku, ketika saya k kntr pengasuhlah penaggung jawab dalam rumah tanggaku, semua berjalan lancar, tapi saya lupa, dan siapa sangka ketika pasangan saya pulang ke tanaha air dia berubah, apa gerangan, ternyata dia meminta kepadaku berpisah,, saat itu kami tidak menyadari hal itu berdampak seius bagi kebanyakan orang2, kami berdua hanya santai saja, n kita buat planning bagaimana caranya berpisah dengan baik2, ini tolong perhatikan saya dan pasangan fokus pada kehidupan berlimpah kita lupa bagaimana cara ketentraman untuk kita secara intern, akhirnya kita membaca buku2 agama bagaiman a perpisahan yang baik,, jgn sampai tman2 atau pembaca mengalami perceraian, bagaikan ahmad dhani dan maia akhmad, itulah kondisi kami kita melakukan hal yang kosong tampa arti sebenarnya untuk kehidupan kita, hanya uang, hanya secara tidak langsung hanya kertas yang dibuat oleh negara, jadi bila kita bermasalah bukan uangnya yang salah tapi kita atau semngat kita over dosis timbullah masalah ini, sebuah rumah tangga bisa exist n bsurvive bila di topang oleh visi yang kuat, hhah ha hah. tak berani membayangkan lagi.. setelah itu saya mengajak istri untuk berbicara dengn keluarganya, dan hamdulillah ia memiliki seorang kakak perempuan, dan dia lebih ddewasa dan lebih senior dalam dunia enterpreneur dia seorang usahawati butik( nun colection ), dia menyadarkan istri saya akan apa yang tidak beres dalam benak kita berdua, memangkita berdua seperti seorang yang kehilangan jati diri kita seperti menganggap uang adalah segalanya kita lupa tanggung jawab anak2 n menjaga pasangan 1 sama lain,
lalu kita berintrospeksi dibantu oleh kaka ipar saya. dan akhirnya diketahuilah bahwa istri saya telah jatuh cinta dengan pria yang lebih senior 35thn, penghasilanya saat itu 20jt/bln dan karena dia berpengalaman dia bisa menarik simpati istri saya selama di luar negri, sedangkan saya di indonesia harus mengasuh k 3 anak saya bersama pemngasuhnya,
jebakan kehidupan I adalah Uang n yang ke 2 adalah lawan jenis. uang menjadi jebakan dalam kehidupan kita bila kita terlalu fokus mengejarnya, mengorbankan seluruh waktu n enerji baik pikiran ataupun tindakan kita untuk mengejarnya, alhamdulillah akhirnya saya berkomitmen untuk menjaga istri saya berusaha untuk menjadi romantis,, tapi saat itu saya belum tau bagaimana caranya bersikap romantis n dikarenakan saya belum merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta, ya,seusia saya saat itu 25thn belum tahu rasanya jatuh cinta, sedangkan qta sudah memiliki 3 anak , setelah lepas dari perangkap I tanpa disadari sayapun masuk ke perangkap 1 lagi lawan jenis, demi untuk membahagiakan istri n merubah kehidupan RT sayapun belajar untuk jatuh cinta, n saya mencoba how to be falling in love,.. yang saat itu saya syukuri tapi juga saya sesalkan.

Tidak ada komentar: